- Launching e-Office Balai KSDA Sulteng
- PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA OWINI DAN DESA BANCEA
- Himbauan Terkait Karhutla pada desa Pangi
- PATROLI DAN PEMELIHARAAN PAL BATAS KAWASAN CAGAR ALAM MOROWALI
- Patroli Pal Batas CA Pangi Binangga
- PENYU HIJAU SALAH SATU SATWA YANG DI LINDUNGI
- UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI SUAKA MARGA SATWA LOMBUYAN KAB. BANGGAI
- PATROLI PENGAMANAN KAWASAN HUTAN DI CAGAR ALAM PATI-PATI KAB.BANGGAI
- Tim resort CA Pangi Binangga melakukan kegiatan pemeliharaan papan informasi batas kawasan hutan
- Monitoring Anoa Menggunakan Kamera Trap di Cagar Alam Tanjung Api Kab. Tojo Una-una
TAMAN WISATA ALAM BANCEA
BKSDA SULAWESI TENGAH

Sejarah Pengelolaan Kawasan
Kawasan TWA Bancea
pertama kali diusulkan sebagai kawasan konservasi melalui Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah Nomor:
SK.188.44/3932/DINHUT/89 Tanggal 30 Agustus 1989 Tentang Penunjukan Sementara Areal
Hutan Lindung, Areal Penggunaan Lain dan sebagian Perairan Laut yang terletak
di Daerah Tingkat II Donggala, Poso, Tolitoli dan Luwuk Banggai Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Suaka Alam dan Hutan Wisata. TWA Bancea
pada lampiran keputusan tersebut berstatus sebagai TWA Bancea yang terletak di Kabupaten Poso dengan luas ± 5.000 Ha dengan potensi anggrek alam dan panorama alam. Keputusan tersebut juga
merupakan pengusulan 11 kawasan konservasi lainnya yaitu TB Landusa Tomata, Taman Laut Teluk Tomori, Taman Laut Pulau Tokobae, CA Pamona, SM Bakiriang, SM
Pati-pati, CA Pangi Binangga, CA Gunung Tinombala, SM Pulau Pasoso, CA Gunung Sojol dan CA Gunung Dako.
Baca Lainnya :
- TAMAN BURU LANDUSA TOMATA0
- SUAKA MARGA SATWA TANJUNG SANTIGI0
- SUAKA MARGA SATWA PINJAN TANJUNG MATOP0
- SUAKA MARGA SATWA PASOSO0
- SUAKA MARGA SATWA LOMBUYAN0
Kemudian pengusulan TWA Bancea direspon oleh
pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen Kehutanan untuk menunjuk kawasan
tersebut sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.
272/Kpts-II/1999, tanggal 7 Mei 1999 tentang Perubahan Fungsi dan Penunjukan
TWA Bancea Kabupaten Dati II Poso Provinsi Dati I Sulawesi Tengah dengan luas +
5.000 Ha.
Letak geografis kawasan
Secara geografis, TWA Bancea terletak pada 122 o o o
30' - 122 24' BT dan 0 7' - 0 36' LS. dengan luas kawasan + 5.000 Ha. menurut
administratif pemerintahan termasuk dalam wilayah Desa Bancea dan Desa Panjo
Kecamatan Pamona Selatan serta Desa Taipa Kecamatan Pamona Barat Kabupaten Poso
Propinsi Sulawesi Tengah.
Tipe Ekosistem di Kawasan
Ø HØ Hutan dataran rendah
Ø HØ Hutan Pegunungan bawah
Ø PØ Padang Rumput
Keanekaragaman Hayati
Jenis-jenis flora
TWA Bancea adalah Betau (Calophyllum sp),
Kume (Planchonella moluccana), Nyatoh (Palaquium obtusifolium),
Kayu kacang, Jambu-jambu (Syzygium sp), Lonrong (Dracontomelon dao), dan Tea (Arthocarpus elasticus), Kase/ Kasek (Pometia
pinnata), Lero (Pterospermum celebicum), Yosi (Baccaurea spp.), Dolupo (Artocarpus rigidus), Jongi (Dillenia celebica), Lebanu
(Neonauclea celebica), Kayu besi (Intsia bijuga), dan Terap (Artocarphus
teysmannii).
Dari jenis-jenis Anggrek yang didapat ada di antaranya
yang merupakan jenis endemik yang dimiliki kawasan TWA Bancea, seperti: Gramatophillum stapeliaflorum J.J.Sm, Dendrobium cruminatum, dan sebagian dari
jenis-jenis Eria sp. Kemudian salah
satu jenis yang dilindungi undang-undang adalah dari jenis Phalaenopsis celebensis dan Phalaenopsis
amabilis (L) Blume. Jenis Gramatophillum
stapeliaflorum J.J.Sm yang merupakan puspa Sulawesi Tengah, biasa disebut
juga Anggrek hitam sulawesi yang memiliki keindahan warna dan bentuk bunga
serta keunikan tersendiri, dengan warna yang agak coklat kehitaman menjadikan
daya tarik tersendiri bagi penggemar anggrek.
Jenis-jenis satwa yang dapat dijumpai di kawasan TWA
Bancea diantaranya merupakan jenis satwa endemik seperti: Anoa (Bubalus quarlesi), Babirusa (Babyroussa babirussa), Rusa (Cervus timorensis), Monyet hitam sulawesi (Macaca tonkeana), Kuskus (Phalanger ursinus), Tarsius (Tarsius spectrum).
Jenis aves TWA Bancea adalah Riuriu/ Jalak tunggir-merah
(Scissirostrum dubium), Allo/ Julang sulawesi (Rhyticeros cassidix), Serindit
paruh-merah (Loriculus exilis),
Kuntul kecil (Egretta garzetta),
Gagak hutan (Corvus enca), Ayam hutan merah (Gallus gallus).
Potensi kawasan
Jenis Tanah
No |
Formasi Geologi |
Deskripsi Umum |
Jenis Batuan |
Jenis Tanah |
% |
1. |
LBS (Lubuk Sikaping) |
Kipas aluvium non vulkanik yang melereng landai |
Aluvium; endapan kipas aluvial |
- Inceptisols -
Entisols |
24.81 |
2. |
BPD (Bukit Pandan) |
Punggung gunung metamorfik terorientasi yang terjal |
Kuarsit; batu pasir; filit; serpih; skis |
- Inceptisols -
Ultisols -
Entisols |
31.97 |
3. |
Danau |
|
|
|
43.23 |
|
Total |
|
|
|
100,00 |
Posisi Kawasan konservasi dalam DAS
Menurut wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) termasuk dalam DAS Poso, Sub DAS
Taipa, dan Sub DAS Limbaata. Kawasan TWA Bancea ini dialiri oleh beberapa sungai utama, yaitu Sungai
Limbaata, Sungai Panjo, Sungai Powanua, Sungai Taipa dan beberapa anak sungai
yang menyediakan sumber air juga bagi Danau Poso. Bagian Kawasan TWA Bancea
juga sebagian besar merupakan kawasan perairan dari Danau Poso.
Tipe Curah
hujan
Curah hujan rata-rata
3.142 mm/ tahun
Kelerengan/Topografi,
TWA Bancea memiliki kelerengan umumnya agak
curam (21,80%), datar (20,65%), curam (13,57%), dan
sebagian kecil sangat curam (0,75%).
Obyek Daya Tarik Wisata
TWA Bancea memiliki
beberapa kawasan yang dapat dijadikan sebagai objek wisata alam yang sangat
menarik. Beberapa objek wisata alam tersebut antara lain:
1). Danau Poso
Sebagian besar kawasan TWA Bancea merupakan wilayah perairan bagian dari
Danau Poso, yaitu Tanjung Bancea, Tanjung Sawajane, dan Tanjung Udana. Daerah
perairan kawasan TWA Bancea memiliki air tawar yang jernih, sejuk dan tenang
sehingga banyak menarik pengunjung untuk berenang atau mandi. Selain itu, di
Danau Poso ini pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di sekitar Danau
Poso dengan menggunakan sampan atau rakit, di samping itu dapat pula melakukan
kegiatan memancing ikan air tawar.
2). Pesisir Danau Poso
Kawasan TWA Bancea memiliki wilayah pesisir/ bibir pantai dari Danau Poso
yang sangat indah karena memiliki pasir putih yang unik dan bersih juga
pemandangan alamnya yang indah. Daerah ini merupakan daerah yang sering
dikunjungi wisatawan untuk rekreasi.
3). Wilayah Daratan Kawasan
Daerah ini terletak di bagian barat kawasan, merupakan daerah yang berhutan
yang memiliki potensi flora fauna yang tinggi. Biasanya pengunjung memanfaatkan
daerah ini untuk lintas alam dan wisata ilmiah berupa penelitian/ pengamatan
flora dan fauna. Di daerah ini sering dijumpai fauna endemik seperti Anoa,
Burung Allo, Tarsius, dan Rusa. Selain itu, dapat pula dijumpai Anggrek-anggrek
yang tumbuh secara alami.
4). Taman Anggrek
Taman Anggrek ini berada di pesisir Danau Poso. Di taman anggrek ini
pengunjung dapat menikmati keindahan jenis-jenis anggrek alami yang dikoleksi
dari kawasan TWA Bancea.
5).
Air Terjun
Air terjun yang
terletak di dalam kawasan TWA Bancea adalah Air terjun Batu Marato. Air terjun
ini lokasinya cukup jauh dari jalan raya.
6).
Padamarari
Padang rumput yang
luas merupakan salah satu keunggulan di kawasan ini. Padamarari mendapatkan
peningkatan kunjungan wisatawan karena memiliki padang di pinggiran Danau Poso,
yang dapat dilihat secara jelas dari puncak Padamarari. Di
wilayah Padamarari, fauna yang tinggal adalah burung Julang Sulawesi (Rhyticeros
cassidix) dan Monyet Hitam Sulawesi (Macaca tongkeana).
Aksesibilitas menuju kawasan,
Kawasan TWA Bancea dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum (bis)
atau kendaraan pribadi dari Palu-Poso-Bancea, dengan waktu tempuh + 10 jam.
Kawasan ini terletak ± 336 Km dari Kota Palu dan keadaan jalan di sepanjang
wilayah jalan Palu-Bancea juga relatif cukup baik sehingga mudah dijangkau.
Kondisi Penataan Zona/blok
Sudah
dilakukan penataan blok berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Eksosistem Nomor : SK.35/KSDAE/SET/KSA.0/1/2018 tanggal 22 Januari 2018.
Sosial
ekonomi budaya
Ekonomi dan soSial budaya masyarakat sekitar kawasan
Penduduk desa-desa di sekitar TWA Bancea
berasal dari etnis/suku yang cukup heterogen (campuran). Sebagian besar
penduduk adalah etnis Pamona dan Toraja yang bercampur dengan etnis lainnya
seperti Bugis, Jawa, dan Bali. Keanekaragaman latar belakang etnis ini bukan
merupakan suatu masalah karena adanya sikap saling memahami satu suku dengan
suku yang lain.
Sebagian besar masyarakat di ketiga desa yang
berbatasan langsung dengan TWA Bancea memeluk agama kristen dan katolik, hanya
sebagian kecil yang memeluk agama Islam dan Hindu.
Adat istiadat Suku Pamona masih dipegang
teguh dan dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat di sekitar TWA Bancea. Ciri
khas gotong royong baik dalam mengerjakan tanah pertanian, membangun rumah,
memebersihkan sarana peribadatan dan lain-lain masih tetap dipertahankan dan
dipraktekkan dengan baik.
“Pekasiwia” yang merupakan upacara adat daerah Poso yang
dilakukan untuk menghormati tamu-tamu pemerintah yang baru pertama kali
mengunjungi wilayah Kabupaten Poso merupakan potensi yang dapat dikembangkan
untuk menarik pengunjung ke daerah ini. Pekasiwia yang berasal dari kata
Siwia=sama dan Kasiwia=kesamaan, mengandung arti pernyataan kesamaan. Penerapannya
dilakukan pada orang (yang dihormati) yang oleh karena pribadi atau jabatannya
pertama kali datang di Tana Poso untuk kepentingan umum. Makna dari upacara
adat ini adalah pernyataan ketulusan memohon dan menerima kesediaan Sang Tamu
menjadi warga Tana Poso. Selain itu, upacara adat Padungku dan Mangore, yang
merupakan upacara syukuran atas panen yang telah diperoleh juga merupakan adat
yang masih dilaksanakan sampai sekarang.
Desa
Penyangga KK Konservasi
No |
Desa |
Kec |
Kab |
Prop |
1 |
Owini |
Pamona Barat |
Poso |
Sulteng |
2 |
Taipa |
Pamona Barat |
Poso |
Sulteng |
3 |
Bancea |
Pamona Barat |
Poso |
Sulteng |
4 |
Meko |
Pamona Barat |
Poso |
Sulteng |