CAGAR ALAM GUNUNG DAKO
BKSDA SULAWESI TENGAH

By Admin 12 Mar 2020, 07:00:00 WIB Kawasan
CAGAR ALAM GUNUNG DAKO

Sejarah Pengelolaan Kawasan

Pada tahun 1989 Gubernur Sulawesi Tengah melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah Nomor: 18.44/3932/DINHUT/1989 tanggal 30 Agustus 1989 dibentuk Cagar Alam Gunung Dako dengan potensi perlindungan tata air, flora fauna pegunungan. Keputusan tersebut juga merupakan pengusulan 11 kawasan konservasi lainnya yaitu Taman Wisata Alam Bancea, Taman Buru Landusa Tomata, Taman Laut Teluk Tomori, Taman Laut Pulau Tokobae, Cagar Alam Pamona, Suaka Margasatwa Bakiriang, Suaka Margasatwa Pati-pati, Cagar Alam Pangi Binangga, Suaka Margasatwa Pulau Pasoso, Cagar Alam Gunung Sojol dan Cagar Alam Gunung Tinombala. Pada tahun 1999 Departemen Kehutanan (sekarang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) mengukuhkan atau menetapkan kelompok hutan Gunung Dako sebagai Cagar Alam Gunung Dako seluas 19.590,20 Ha melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 238/Kpts-II/1999 tanggal 27 April 1999.

Letak geografis kawasan

Baca Lainnya :

10 01 LU - 10 13 LU dan 1200 50 BT– 1210 06 BT

Tipe Ekosistem di Kawasan

Dibagi menjadi 2 (dua) tipe ekosistem, yaitu hutan dataran rendah dan hutan pegunungan bawah. Hutan dataran rendah yang terdapat di kawasan Cagar Alam Gunung Dako berada pada ketinggian kurang dari 1.500 m dpl dengan tinggi tajuk pohon rata-rata 25-45 m. Hutan pegunungan terdapat pada daerah dengan ketinggian 1.5002.400 m dpl, tinggi tajuk pohon rata-rata 15–33 m

KeanekaragamanHayati

Potensi  flora dan fauna secara umum

Potensi Flora yang ada di CA Gunung Dako yaitu Damar (Agathis phillippinensis), Nyatoh (Palaquium sp.), Meranti (Shorea sp.), Kayu manis (Cinnamomum sp.), Jambu-jambu (Syzygium sp.), Jabon (Anthocepalus cadamba Miq), Kasi (Pometia pinata Forst), Dao (Dracontomelon dao), Klere (Ficus variegate Blume), Manggis hutan (Garcinia nervosa), Pandan kayu (Pandanus Tectorius SOL), Benua (Octomeles sumatrana Miq.), Nunu (Ficus benjamina L.), Eboni (Diospyros celebica Bakh.), Membeti (Macaranga sp), Kenanga (Cananga odorata) dan lain-lain.

Potensi Fauna yang ada di CA Gunung Dako yaitu Anoa (Bubalus sp.), Babi hutan (Sus sp), Babirusa (Babyrousa babyrussa), Kelelawar (Pterus edulis), Monyet hitam (Macaca sp), Musang coklat (Macrogalidia musschenbroeki), Serindit (Loriculus exilis), Ayam hutan (Gallus gallus), Sesep madu (Meliphagidae), Nuri (Tanygnathus sumatranus), Elang (Elanus sp), Jalak (Streptocitta sp), Kepodang (Oriolus chinensis) dan Rangkong (Penelopides exaratus), Walet, Serindit (Loriculus exilis), Sesep madu (Meliphagidae).

Potensi kawasan

jenis tanah

Jenis tanahnya terdiri atas Hapludults Dystrudepts (48,27% dan 45,60%), Haplustepts Haplustalfs (5,67%) dan Endoaquepts Udifluvents (0,46%).

Geologi

Jenis batuan yang terdapat di Cagar Alam Gunung Dako terdiri atas kuarsit, batu pasir, filit, batu serpih, granit, granodiorit, riolit, andesit, basalt, aluvial endapan, kipas aluvial, dan kolovium

Posisi Kawasan konservasi dalam DAS

Kawasan Cagar Alam Gunung Dako ini dialiri oleh beberapa sungai dan anak sungai yang terbagi dalam 5 daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS Binontoan (51,95%), DAS Kalangkangan (18,45%), DAS Tambun (16,87%), DAS Tuweley (8,01%) dan DAS Lakuan (4,72%).

Ketinggian

75 – 2.225 m dpl

Kelerengan/topografi

Kelerengan atau topografi kawasan hutan Cagar Alam Gunung Dako relatif berat, mulai dari datar  berbukit-bukit sampai pegunungan dengan kelerengan dari 0 - 8% (datar) - >45% (sangat curam) dan terletak pada ketinggian antara 75 – 2.225 m dpl. Kelas kelerengan Cagar Alam Gunung Dako Pegunungan yang berada dalam Cagar Alam Gunung Dako adalah Gn. Kalangkangan (1.425 m dpl), Gn. Labengga (1.625 m dpl), Gn. Galang (1.750 m dpl), Gn. Dako (2.025 m dpl), dan Gn. Kabinuang (600 m dpl).

Aksesibilitas menuju kawasan

Kawasan Cagar Alam Gn. Dako yang terletak di daerah Kecamatan Baolan, Galang dan Tolitoli Utara di Kabupaten Tolitoli, dapat ditempuh dengan menggunakan jalur darat, udara dan laut. Untuk jalur darat dapat ditempuh dengan kendaraan darat baik roda 4 (empat) maupun roda 2 (dua) dengan waktu tempuh ± 10 jam dari Kota Palu Sulawesi Tengah. Untuk jalur laut dapat ditempuh dengan menggunakan kapal Pelni rute Pelabuhan Pantoloan Palu - Pelabuhan Tolitoli, serta jalur udara dapat ditempuh dengan peswat perintis atau ATR rute Palu-Tolitoli

Kondisi Penataan Blok

Sudah dilakukan penataan blok berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Eksosistem Nomor : SK.120/KSDAE/SET/KSA.0/3/2018 tanggal 2 Maret 2018.

Sosial Ekonomi dan Budaya

Ekonomi dan social budaya masyarakat sekitar kawasan

Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang dapat dirasakan oleh masyarakat adalah pemanfaatan jasa lingkungan air. Pemanfaatan jasa lingkungan air yang bersumber dari kawasan CA Gunung Dako digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti mencuci, mandi dan sumber air minum. Selain itu sumber air yang ada digunakan juga untuk PDAM dan PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro)

Desa Penyangga KK

No

Desa

Kec

Kab

Prop

1

Dadakitan

Baolan

Tolitoli

Sulteng

2

Tuwelei

Baolan

Tolitoli

Sulteng

3

Tinigi

Galang

Tolitoli

Sulteng

4

Ogomali

Galang

Tolitoli

Sulteng

5

Lakatan

Galang

Tolitoli

Sulteng

6

Lakuan Tolis

Tolitoli Utara

Tolitoli

Sulteng

7

Binontoan

Tolitoli Utara

Tolitoli

Sulteng

8

Pinjan

Tolitoli Utara

Tolitoli

Sulteng

9

Timbolo

Tolitoli Utara

Tolitoli

Sulteng

10

Lakuan Buol

Lakea

Buol

Sulteng

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Loading....


Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.

Kanan - Iklan Sidebar

Video Terbaru

View All Video